TEKNIK PENGKODEAN SINYAL
A.Kombinasi Pengkodean
1.Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan
menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik tertentu
2.Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal” dikalikan
dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t) disebut
“modulated signal”
3.Ada 4 kombinasi hubungan data dan sinyal:
• Data digital, sinyal digital → perangkat pengkodean data digital menjadi
sinyal digital lebih sederhana dan murah daripada perangkat modulasi
digital-to-analog
• Data analog, sinyal digital → konversi data analog ke bentuk digital
memungkinkan penggunaan perangkat transmisi dan switching digital
• Data digital, sinyal analog → beberapa media transmisi hanya bisa
merambatkan sinyal analog, misalnya unguided media
• Data analog, sinyal analog → data analog dapat dikirimkan dalam
bentuk sinyal baseband, misalnya transmisi suara pada saluran
pelanggan PSTN.
B.Teknik Pengkodean dan Modulasi
1.Bentuk x(t) bergantung pada teknik pengkodean dan dipilih yang sesuai dengan
karakteristik media transmisi
2.Frekuensi sinyal pembawa dipilih yang kompatibel dengan media transmisi
C.Data Digital, Sinyal Digital
1.Sinyal digital merupakan deretan pulsa tegangan diskrit dan diskontinu, tiap
pulsa merupakan elemen sinyal.
2.Jika semua elemen sinyal memiliki tanda aljabar yang sama (positif atau
negatif), maka sinyal tersebut unipolar.
3.Penerima harus mengetahui timing dari setiap bit
D.Definisi Format Pengkodean
E.Format Pengkodean Sinyal Digital
F.Data Digital, Sinyal Digital
Jika faktor lain konstan, maka pernyataan berikut adalah benar:
• Laju data naik → BER (bit error rate/ratio) naik
• SNR naik → BER turun
• Bandwidth naik → laju data (datarate) naik
Parameter pembanding teknik pengkodean:
• Spektrum sinyal → jumlah komponen frekuensi tinggi yang sedikit berarti
lebih hemat bandwidth transmisi
• Clocking → menyediakan mekanisme sinkronisasi antara source dan
destination
• Deteksi kesalahan → kemampuan error detection dapat dilakukan secara
sederhana oleh skema line coding
• Kekebalan terhadap interferensi sinyal dan derau → dinyatakan dalam BER
• Biaya dan kompleksitas →semakin tinggi laju pensinyalan atau laju data,
semakin besar biaya
Bandingkan keenam teknik line coding di atas berdasarkan parameter tersebut.
G.Rapat Spektral
NRZ
• Mudah direkayasa
• Sebagian besar energi berada antara dc dan 0,5 kali laju bit
• Ada komponen DC,
• kemampuan sinkronisasi buruk
• Biasanya digunakan pada penyimpanan magnetik
Multilevel binary
• Kasus bipolar AMI dan pseudoternary
• Tidak ada akumulasi komponen dPengkodean diferensial informasi yang akan dikirim didasarkan atas perbedaan antara simbol data yang berurutan.
H.BER Teoritis
Multilevel binary
• Untuk memperoleh BER tertentu, perlu daya 3 dB lebih besar dibandingkan NRZ
I.Biphase
Kasus Manchester dan differential Manchester
Keunggulan
• Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap
transisi dalam 1 durasi bit
• Tanpa komponen dc
• Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat
digunakan sebagai indikasi kesalahan
Kelemahan
• Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary
Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD)
untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP.
J.Laju Modulasi
Yaitu laju perubahan level sinyal (pembangkitan elemen sinyal), berbeda dengan laju data
Contoh: pada Manchester
• Data rate = 1/Tb
• Modulation rate = 2/Tb
K.Laju Modulasi
Secara umum D = R/b
• D=laju modulasi,
• R=laju data (bps), b=jumlah bit per elemen sinyal
Tujuan perancangan pengkodean data adalah:
• Tidak ada komponen dc
• Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0
dalam waktu lama
• Tidak mengurangi laju data
• Kemampuan deteksi kesalahan
Unipolar: semua elemen sinyal (pulsa) memiliki tanda yang sama, positif atau negatif
Polar: satu keadaan diwakili oleh level tegangan positif, dan keadaan lain oleh level negatif.
L.Laju Transisi Sinyal
A.Salah satu cara dalam penentuan laju modulasi adalah dengan mencari
rata-rata jumlah transisi yang terjadi per periode bit.
B.Tabel berikut memberikan contoh laju transisi sinyal dengan kasus
aliran data 1 dan 0 bergantian (101010…)
C.Carilah laju transisi sinyal jika aliran datanya 11001100…
M.Teknik Scrambling
Terdapat 2 teknik yang sering digunakan pada layanan transmisi jarak jauh.
B8ZS (bipolar with 8-zeros substitution) → Amerika Utara
Jika pulsa tegangan terakhir sebelum 8-zero memiliki level positif,maka dikodekan sebagai 000+-0+
Jika pulsa tegangan terakhir memiliki level negatif, maka kodenya adalah 000-+0+-
HDB3 (high density bipolar-3 zeros) → Eropa dan Jepang.
Teknik B8ZS memiliki 2 violation terhadap kode AMI, sedangkan HDB3 memiliki 1 violation pada bit keempat.
N.Teknik Scrambling
O.Data Digital, Sinyal Analog
Contoh: transmisi data digital melalui jaringan telepon publik (PSTN); perangkat
digital dihubungkan ke jaringan melalui modem.
P.Modulasi Digital
Ada 3 teknik pengkodean atau modulasi dasar untuk mengubah data digital
menjadi sinyal analog: amplitude shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK),
dan phase shift keying (PSK).
Q.Kinerja
Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi disebut efisiensi bandwidth
• Bandwidth transmisi ASK dan PSK adalah: BT = (1+r)R
• Untuk FSK: BT = 2ΔF+(1+r)R
• Untuk pensinyalan multilevel: BT = (1+r)R/b
• Bandingkan dengan pensinyalan digital: BT = 0,5(1+r)D
Ingatlah bahwa Eb/No = (S/N).(BT/R)
• BER dapat dikurangi dengan menaikkan Eb/No
Legenda:
• R=bitrate,
• r=faktor roll-off (0<r<1),
• ΔF=frekuensi offset=f2-fc=fc-f1,
• b=jumlah bit per elemen sinyal,
• D=laju modulasi
R.Efisiensi Bandwidth
Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi untuk berbagai skema
pengkodean digital-to-analog ditunjukkan pada tabel.
Contoh: berapa efisiensi bandwidth FSK, ASK, PSK, dan QPSK untuk BER 10-7 pada kanal yang memiliki SNR 12 dB?.
S.Data Analog, Sinyal Digital
A.Setelah konversi data analog ke data digital, proses selanjutnya adalah salah
satu dari 3 cara berikut:
• Data digital langsung ditransmisikan dalam bentuk NRZ-L
• Data digital dikodekan sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode selain NRZ-L
• Data digital dikonversi menjadi sinyal analog, dengan menggunakan teknik Modulasi.
B.Teknik dasar yang digunakan dalam codec:
• Pulse code modulation → SNR=6,02n+1,76 dB
• Delta modulation → implementasi lebih sederhana, karakteristik SNR lebih buruk.
T.Teorema Pencuplikan
Jika x(t) adalah sinyal bandlimited, dengan bandwidth fh,
Dan p(t) adalah sinyal pencuplik yang terdiri dari pulsa-pulsa pada interval Ts=1/fs;
Maka xs(t) = x(t)p(t) adalah sinyal tercuplik.
U.Pulse Code Modulation
1.Jika data suara dibatasi pada frekuensi di bawah 4000 Hz, maka frekuensi 8000 cuplikan per detik dianggap cukup untuk mewakili sinyal suara.
2.Pada gambar di samping, tiap cuplikan dikuantisasi menjadi 16 level
3.Kemudian hasil kuantisasi direpresentasikan oleh 4 bit
4.Berapa laju bit yang dihasilkan?
5.Contoh lain: jumlah level kuantisasi 256, frekuensi pencuplikan 8000 Hz, berapa laju
V.Contoh PCM
1.Perbandingan sinyal terhadap noise untuk derau kuantisasi dapat dinyatakan sebagai
2.SNRdB = 20log2n+1,76 dB
3.Alasan utama penggunaan
teknik digital
• Tidak ada additive
noise
• Tida ada
intermodulation noise
W.Data Analog, Sinyal Analog
1.Alasan utama diperlukannya
modulasi analog:
• Transmisi efektif terjadi
pada frekuensi tinggi
• Memungkinkan frequencydivision
multiplexing
2.Modulasi amplitudo
s(t) = [1+nax(t)]cos(2πfct)
• cos(2πfct) adalah pembawa
• x(t) adalah sinyal masukan (membawa data)
X.Data Analog, Sinyal Analog
1.Modulasi sudut s(t) = Accos[2πtfc+φ(t)]
• Modulasi fasa: φ(t) = npm(t)
• Modulasi frekuensi: φ’(t) = nfm(t)
2.Contoh turunan AM: Quadrature Amplitude Modulation
3.QAM merupakan teknik pensinyalan analog yang digunakan pada jaringan
4.asymmetric digital subscriber line (ADSL)
5.Sinyal QAM:
s(t) =d1(t)cos(2πfct)+d2(t)sin(2πfct)
Y.Spread Spectrum
1.Teknik ini digunakan untuk mengirimkan data analog atau digital, dengan sinyal analog.
2.Ide dasarnya adalah penyebaran sinyal informasi dalam bandwidth yang lebih lebar sehingga menyulitkan jamming
3.Skema dalam penerapan spektral tersebar:
• Frequency hopping →sinyal di-broadcast dengan deretan frekuensi radio
yang acak, berpindah dari 1 frekuensi ke frekuensi lain pada selang waktu
yang sempit
• Direct sequence →tiap bit dalam sinyal asli diwakili oleh banyak bit dalam
sinyal yang ditransmisikan, disebut sebagai chipping code; contoh: chipping
code 10-bit menyebarkan sinyal pada pita frekuensi yang besarnya 10 kali.
Z.Contoh Direct Sequence
Minggu, 09 Juni 2013
TEKNIK PENGKODEAN SINYAL
Selasa, 07 Mei 2013
PERTEMUAN KELIMA KOMDAT (06 APRIL 2013)
TRANSMISI DATA
Terminology (1)
• Pemancar
• Penerima
• Media
— Guided medium
• e.g. twisted pair, optical fiber
— Unguided medium
• e.g. air, water, vacuum
Terminology (2)
• Direct link
— Tidak ada alat perantara
• Point-to-point
— Direct link
— Hanya 2 peralatan yang menghubungkan
• Multi-point
— Lebih dari 2 alat yang menghubungkan
Terminology (3)
• Simplex
— Satu arah
• e.g. Television
• Half duplex
— Dua arah, tetapi hanya satu arah secara serentak
• e.g. police radio
• Full duplex
— Dua arah pada waktu yang sama
• e.g. telephone
Frequency, Spectrum and Bandwidth
• Time domain concepts
— Analog signal
• Various in a smooth way over time
— Digital signal
• Memelihara suatu level konstan kemudian mengubah ke level konstan yang lain
— Periodic signal
• Pola mengulangi dari waktu ke waktu
— Aperiodic signal
• Pola tidak mengulang dari waktu ke waktu
Gelombang sinus
• Amplitudo puncak (A)
— Kekuatan maksimum dari sinyal
— volts
• Frequency (f)
— Perubahan rata – rata dari sinyal
— Hertz (Hz) or cycles per second
— Period = time for one repetition (T)
— T = 1/f
• Phase ()
— Posisi relatif pada waktunya
Frequency Domain Concepts
• Sinyal biasanya terdiri dari banyak frekuensi
• Komponennya adalah gelombang sinus
• Dapat ditunjukkan (analisia fourier) bahwa semua sinyal terdiri dari komponen gelombang sinus
• Dapat merencanakan fungsi dari frequency domain
Data Rate and Bandwidth
• Sistem transmisi manapun mempunyai band frekuensi yang terbatas
• Batas ini adalah bahwa data rate dapat dibawa (carrier)
Analog and Digital Data Transmission
• Data
— Kesatuan yang menyampaikan arti/maksud
• Signals
— Penyajiian data yang elektrik atau elektromagnetik
• Transmission
— Komunikasi data dengan propagasi dan pengolahan sinyal
Analog and Digital Data
• Analog
— Nilai – nilai berlanjut dalam beberapa interval
— e.g. sound, video
• Digital
— Nilai terpisah
— e.g. text, integers
Minggu, 05 Mei 2013
PERTEMUAN KEEMPAT KOMDAT (TANGGAL 29 APRIL 2013)
MODEL ARSITEKTUR PROTOCOL TCP/IP
Internet protocol suite atau TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
KARAKTERISTIK PROTOKOL
Langsung/tidak langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem dapat dikatakan berkomunikasi secara langsung; yakni kontrol informasi dan data melintas langsung diantara kedua entiti tanpa adanya pengatur lain. Apabila sistem dihubungkan dengan switch jaringan komunikasi, atau mempunyai konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol secara langsung. Kedua entiti yang berkomunikasi harus bergantung pada fungsi entiti-entiti lain untuk dapat saling menukar data. Pada rangkaian jaringan yang lebih luas, dimana dua entiti tidak hanya terhubung jaringan switch akan tetapi terhubung juga secara tidak langsung dengan dua jaringan atau lebih diistilahkan Internet.
Monolitis/terstruktur
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada sebuah entiti diperlakukan sebagai sebuah unit. Sehingga semua tugas dilakukan secara mandiri oleh unit tersebut. Misalnya, pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic yang berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit. Mulai dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan terjadi jika entiti yang lain siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim data juga siap mengirimkan data. Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-lapisan atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan oleh entiti yang lebih rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi tingkatannya hanya menerima
service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada tingkat yang lebih tinggi tergantung pada entiti yang lebih rendah untuk menukar data.
Simetris/tidak simetris.
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat melakukan komunikasi antara entiti sejenis. Sedangkan asimetri diterapkan pada protokol yang mempunyai tingkatan lebih tinggi/lebih rendah, misalnya hubungan “client” dan “server”.
Standar/non standar
Sebuah protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk suatu situasi komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer khusus.
Model OSI terdiri dari tujuh lapisan, yaitu ;
Application
Layer ini menyediakan cara bagi program-program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI. Berisi fungsi-fungsi manajemen dan
mekanisme-mekanisme yang umumnya berguna untuk mendukung
aplikasi-aplikasi yang didistribusikan.
Presentation
Layer ini menentukan format data yang dipindahkan diantara
aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi
serangkaian layanan transformasi data. Layer ini juga menentukan
syntax yang dipergunakan diantara entiti aplikasi.
Session
Session layer menyediakan mekanisme untuk mengontrol dialog
diantara aplikasi pada ujung sistem. Service yang disediakan oleh
layer ini, antara lain:
• Dialogue dicipline, bisa berupa saluran half-duplex atau fullduplex.
• Grouping, aliran data bisa ditandai dengan cara
menentukan kelompok data.
• Recovery, layer ini dapat menyediakan suatu mekanisme
pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara
checkpoint, dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai dari checkpoint terakhir.
Transport
Transport layer menyediakan suatu mekanisme perubahan data
diantara ujung sistem. Transport berorientasi koneksi menjamin
bahwa data yang dikirim bebas dari kesalahan, secara bertahap,
dengan tidak mengalami duplikasi atau hilang. Lapisan ini juga
berkaitan dengan optimalisasi penggunaan layanan jaringan dan
menyediakan mutu layanan yang bisa diminta untuk entiti session,
seperti menentukan laju error yang boleh diterima, maksimum
penundaan, prioritas, dan security.
Network
Network layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem
melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Pada layer ini,
sistem komputer berdialog dengan jaringan untuk menentukan
alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu, misalnya
prioritas.
Data Link
Layer data link mengupayakan agar link fisik cukup baik dan
menyediakan layanan untuk mengaktifkan, mempertahankan dan
menonaktifkan link. Service yang disediakan untuk layer yang lebih
tinggi meliputi error detection dan control. Sehingga dengan suatu
data link layer yang berfungsi sepenuhnya layer yang lebih tinggi
berikutnya bisa menerima transmisi bebas kesalahan.
Physical
Physical layer mencakup interface fisik antara devices dan aturan
bit-bit yang dilewatkan antara satu dengan yang lain. Lapisan ini
hanya menyediakan layanan arus bit mentah (tidak diproses).
Physical layer memiliki empat karakteristik penting, antara lain :
o Mekanis. Berkaitan dengan properti fisik dari interface ke
media transmisi.
o Elektris. Berkaitan dengan tampilan bit-bit, misalnya dalam hal
besar voltase dan laju transmisi bit.
o Fungsional. Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh
sirkuit tunggal dari interface fisik antara sebuah sistem dengan
media transmisi.
o Prosedural. Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit
berpindah melalui medium fisik.
Lapisan-lapisan pada OSI
Perbedaan Antara Model Referensi OSI dan TCP/IP
Persamaan dari kedua model, OSI dan TCP/IP, adalah bahwa keduanya
didasarkan pada konsep tumpukan (stack) protokol yang tidak saling
tergantung. Demikian juga, fungsi dari masing-masing layer yang dimiliki
kedua model kurang lebih sama. Pada kedua model, layer yang berada di
atas transport layer adalah pengguna-pengguna layanan transport yang
berorientasi aplikasi.
Perbandingan Layer pada OSI dan TCP/IP
Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP menjadi jelas pada tiga konsep
sentral yang ada pada model OSI, yaitu :
• Layanan (services), setiap layer membentuk sejumlah service bagi
layer-layer di atasnya. Definisi service menyatakan tentang apa
yang dikerjakan layer, bukan tentang entity atau tentang
bagaimana layer bekerja.
• Antarmuka (interface), menjelaskan proses-proses di atasnya atau
cara mengaksesnya. Interface layer menetapkan parameterparameter
dan hasil yang diharapkan. Interface layer tidak
menyatakan tentang cara layer bekerja.
• Protokol, peer-protokol yang digunakan oleh sebuah layer
merupakan urusan layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan
sembarang protokol sesuai dengan yang diinginkannya.
Pada model OSI, ketiga konsep tersebut dibedakan dengan jelas.
Sedangkan, pada model TCP/IP tidak membedakan dengan jelas layanan,
interface dan protokol. Akibatnya, protokol model OSI lebih tersembunyi
dengan baik daripada model TCP/IP dan dapat diganti dengan mudah.
Kemudahan tersebut merupakan salah satu tujuan memiliki protokol berlayer.
Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol ditemukan. Akibatnya,
model ini tidak dibiasakan ke serangkaian protokol tertentu dan menjadi
sangat umum. Pada saat orang mulai membangun jaringan yang
sebenarnya dengan menggunakan model OSI dan protokol-protokol yang
sudah ada, didapati bahwa mereka tidak memenuhi spesifikasi layanan
yang diperlukan. Karena itu, kemudian dicangkokkan sublayer konvergensi
ke model sehingga layanan bisa diperoleh. Dengan semakin
berkembangnya jaringan, maka model OSI malah mengalami kesulitan untuk
berkembang.
Dengan TCP/IP; protokol telah ada terlebih dahulu dan model benarbenar
hanya merupakan layanan diskripsi dari protokol yang sudah ada.
Sehingga tidak ada penyesuaian antara model dengan protokol.
Masalahnya adalah bahwa model tidak dapat dipasangkan dengan stackstack
protokol lainnya. Akibatnya, tidak begitu bermanfaat untuk jaringan
selain TCP/IP.
Perbedaan yang paling tampak antara kedua model adalah pada
jumlah layer. OSI memiliki tujuh layer, sedangkan TCP/IP memiliki empat layer.
Keduanya memiliki network layer, transport layer dan application layer ,
sedangkan layer-layer lainnya berbeda.
Model OSI mendukung kedua komunikasi, komunikasi conectionless dan
komunikasi connection-oriented, pada network layer, tetapi hanya
komunikasi connection oriented saja yang berada pada transport layer.
Model TCP/IP hanya memiliki satu mode saja dalam network layer
(connectionless) tetapi mendukung keduanya pada transport layer,
sehingga memberikan pilihan kepada pengguna.
13/13
Kritik Bagi Model OSI
Alasan OSI menjadi tidak populer adalah karena baik model maupun
protokolnya dianggap cacat. Pada model OSI, session layer mempunyai
sedikit manfaat bagi aplikasi, dan presentation layer hampir kosong.
Sedangkan, data link layer dan network layer begitu penuh sehingga
tugasnya harus dibagi-bagi menjadi sublayer-sublayer yang masing-masing
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model OSI bersama-sama dengan definisi
layanan dan protokol-protocok yang terkait sangatlah rumit. Layanan dan
protokolnya sulit untuk diterapkan dan tidak efisien dalam operasi. Beberapa
fungsi seperti pengalamatan, pengendalian aliran, pengendalian error
berulang-uleng muncul dalam layer-layernya, sehingga tidak efektif. Karena
model dan protokolnya sangat rumit, maka implementasinya akan sulit
diterapkan dan lambat.
Kritik Bagi Model TCP/IP
Masalah pada model TCP/IP adalah tidak dengan jelas membedakan
konsep layanan, interface dan protokol. Akibatnya, model TCP/IP tidak
dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan jaringan baru karena
spesifikasinya dan implementasinya selalu berubah-ubah. Model TCP/IP tidak
dapat berlaku secara umum dan sulit digunakan untuk menjelaskan stack
protokol selain protokol TCP/IP itu sendiri.
Host-to-layer pada model ini sebenarnya sama sekali bukan layer bila
didasarkan pada pandangan yang menyatakan bahwa istilah tersebut
digunakan dalam konteks protokol berlayer. Host-to-network sebenarnya
merupakan interface yang terletak antara network layer dan data link layer.
Sehingga dalam hal ini terjadi campur aduk antara interface dengan layer.
Model TCP/IP tidak membedakan antara data link layer dengan physical
layer. Physical layer berhubungan dengan karakteristik transmisi, sedangkan
data link layer bertugas membatasi frame awal dan frame akhir dan
membawanya dari suatu tempat ke tempat lain.
Selasa, 23 April 2013
KOMDAT 22 APRIL 2013
ARSITEKTUR PROTOCOL TCP/IP
- Dikembangkan oleh US. Defensi advanced packet.Switched-nya (ARPANET)
- Digunakan secara global oleh internet
- Tidak ada model official tetapi sebuah pekerjaan.
- Host ke Host atau lapisan transport.
-Lapisan internet.
- Lapisan Network access.
- Lapisan Physical.
LAPISAN APPLICATION
- Mendukung aplikasi pemakai.
LAPISAN TRANSPORT (TCP)
- Pengiriman data handal
- Pengurutan kiriman
LAPISAN INTERNET (IP)
- Sistem bisa dihubungkan kejaringan lain.
- Fungsi routing bisa melalui banyak jaringan.
- Diimplementasikan didalam End system dan router.
- Pertukaran data antara End system dan jaringan.
- Destination address provision .
- Invoking services like priority.
- Antarmuka physical antara pelaratan transmisi data . Contoh : komputer dan media transmisi atau jaringan.
- Karekteristik dari media transmisi.
- Kuat sinyal
- Kecepatan transferdata
- Dll.
Rabu, 17 April 2013
KOMDAT 15 APRIL 2013
ARSITEKTUR DAN PROTOCOL*TPC/IP (Tranmission Control Protocol) adalah standar komdat yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar menukardata dari satu komputer kekomputer lain didalan jaringan internet.
*Alamat IP ( Internet Protocol Address / sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk host dalam jaringan internet . Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPV4 / IP VERSI 4),dan 128-bit ( untuk IPV6) yang menunjukan alamat dari komputer tersebut pada jaringan internet berbasis TCP/IP.
*Rangkaian aturan yang membawahi proses pertukaran data dari dua entity / merupakan pesetujuan sepakat pihak yang berkomunikasi tentang bagaimana komunikasi tersebut harus dilakukan.
*Entity merupakan istilah yang merujuk pada sebuah layer , yang dapat meliputi program-program aplikasi user,program transfer file ,sistem managemen data terminal dan lain-lain. entity yang berisi layer yang bersesuaian pada mesin yang berlainan disebut PEER.
ELEMEN KUNCI SUATU PROTOCOL
Syntak
-data format
-level sinyal
Semantics
-control information
-error handing
Timming
-speed matching
-sequencing
ARSITEKTUR PROTOCOL
- Struktur urutan dari hardware dan sofware yang mendukung pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi terdistribusi.
- Tugas dari komunikasi hingga kedalam modul.
- Sebagai contoh file transfer dapat menggunakan 3 modul :
2. modul communication servis.
3. modul akses jaringan.
Kamis, 11 April 2013
Pertemuan Pertama Komdat Tanggal 08 April 2013
TEKNIK PENGKODEAN SINYAL
A.Kombinasi Pengkodean
1.Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan
menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik tertentu
2.Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal” dikalikan
dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t) disebut
“modulated signal”
3.Ada 4 kombinasi hubungan data dan sinyal:
• Data digital, sinyal digital → perangkat pengkodean data digital menjadi
sinyal digital lebih sederhana dan murah daripada perangkat modulasi
digital-to-analog
• Data analog, sinyal digital → konversi data analog ke bentuk digital
memungkinkan penggunaan perangkat transmisi dan switching digital
• Data digital, sinyal analog → beberapa media transmisi hanya bisa
merambatkan sinyal analog, misalnya unguided media
• Data analog, sinyal analog → data analog dapat dikirimkan dalam
bentuk sinyal baseband, misalnya transmisi suara pada saluran
pelanggan PSTN.
B.Teknik Pengkodean dan Modulasi
1.Bentuk x(t) bergantung pada teknik pengkodean dan dipilih yang sesuai dengan
karakteristik media transmisi
2.Frekuensi sinyal pembawa dipilih yang kompatibel dengan media transmisi
C.Data Digital, Sinyal Digital
1.Sinyal digital merupakan deretan pulsa tegangan diskrit dan diskontinu, tiap
pulsa merupakan elemen sinyal.
2.Jika semua elemen sinyal memiliki tanda aljabar yang sama (positif atau
negatif), maka sinyal tersebut unipolar.
3.Penerima harus mengetahui timing dari setiap bit
D.Definisi Format Pengkodean
E.Format Pengkodean Sinyal Digital
F.Data Digital, Sinyal Digital
Jika faktor lain konstan, maka pernyataan berikut adalah benar:
• Laju data naik → BER (bit error rate/ratio) naik
• SNR naik → BER turun
• Bandwidth naik → laju data (datarate) naik
Parameter pembanding teknik pengkodean:
• Spektrum sinyal → jumlah komponen frekuensi tinggi yang sedikit berarti
lebih hemat bandwidth transmisi
• Clocking → menyediakan mekanisme sinkronisasi antara source dan
destination
• Deteksi kesalahan → kemampuan error detection dapat dilakukan secara
sederhana oleh skema line coding
• Kekebalan terhadap interferensi sinyal dan derau → dinyatakan dalam BER
• Biaya dan kompleksitas →semakin tinggi laju pensinyalan atau laju data,
semakin besar biaya
Bandingkan keenam teknik line coding di atas berdasarkan parameter tersebut.
G.Rapat Spektral
NRZ
• Mudah direkayasa
• Sebagian besar energi berada antara dc dan 0,5 kali laju bit
• Ada komponen DC,
• kemampuan sinkronisasi buruk
• Biasanya digunakan pada penyimpanan magnetik
Multilevel binary
• Kasus bipolar AMI dan pseudoternary
• Tidak ada akumulasi komponen dPengkodean diferensial informasi yang akan dikirim didasarkan atas perbedaan antara simbol data yang berurutan.
H.BER Teoritis
Multilevel binary
• Untuk memperoleh BER tertentu, perlu daya 3 dB lebih besar dibandingkan NRZ
I.Biphase
Kasus Manchester dan differential Manchester
Keunggulan
• Sinkronisasi: penerima dapat melakukan sinkronisasi pada setiap
transisi dalam 1 durasi bit
• Tanpa komponen dc
• Deteksi kesalahan: transisi yang tidak terjadi di tengah bit dapat
digunakan sebagai indikasi kesalahan
Kelemahan
• Bandwidth lebih besar dibandingkan NRZ dan multilevel binary
Kode Manchester digunakan pada standar IEEE 802.3 (CSMA/CD)
untuk LAN dengan topologi bus, media transmisi kabel koaksial baseband dan twisted pair Kode differential Manchester digunakan pada IEEE 802.5 (token ring LAN), media transmisi STP.
J.Laju Modulasi
Yaitu laju perubahan level sinyal (pembangkitan elemen sinyal), berbeda dengan laju data
Contoh: pada Manchester
• Data rate = 1/Tb
• Modulation rate = 2/Tb
K.Laju Modulasi
Secara umum D = R/b
• D=laju modulasi,
• R=laju data (bps), b=jumlah bit per elemen sinyal
Tujuan perancangan pengkodean data adalah:
• Tidak ada komponen dc
• Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0
dalam waktu lama
• Tidak mengurangi laju data
• Kemampuan deteksi kesalahan
Unipolar: semua elemen sinyal (pulsa) memiliki tanda yang sama, positif atau negatif
Polar: satu keadaan diwakili oleh level tegangan positif, dan keadaan lain oleh level negatif.
L.Laju Transisi Sinyal
A.Salah satu cara dalam penentuan laju modulasi adalah dengan mencari
rata-rata jumlah transisi yang terjadi per periode bit.
B.Tabel berikut memberikan contoh laju transisi sinyal dengan kasus
aliran data 1 dan 0 bergantian (101010…)
C.Carilah laju transisi sinyal jika aliran datanya 11001100…
M.Teknik Scrambling
Terdapat 2 teknik yang sering digunakan pada layanan transmisi jarak jauh.
B8ZS (bipolar with 8-zeros substitution) → Amerika Utara
Jika pulsa tegangan terakhir sebelum 8-zero memiliki level positif,maka dikodekan sebagai 000+-0+
Jika pulsa tegangan terakhir memiliki level negatif, maka kodenya adalah 000-+0+-
HDB3 (high density bipolar-3 zeros) → Eropa dan Jepang.
Teknik B8ZS memiliki 2 violation terhadap kode AMI, sedangkan HDB3 memiliki 1 violation pada bit keempat.
N.Teknik Scrambling
O.Data Digital, Sinyal Analog
Contoh: transmisi data digital melalui jaringan telepon publik (PSTN); perangkat
digital dihubungkan ke jaringan melalui modem.
P.Modulasi Digital
Ada 3 teknik pengkodean atau modulasi dasar untuk mengubah data digital
menjadi sinyal analog: amplitude shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK),
dan phase shift keying (PSK).
Q.Kinerja
Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi disebut efisiensi bandwidth
• Bandwidth transmisi ASK dan PSK adalah: BT = (1+r)R
• Untuk FSK: BT = 2ΔF+(1+r)R
• Untuk pensinyalan multilevel: BT = (1+r)R/b
• Bandingkan dengan pensinyalan digital: BT = 0,5(1+r)D
Ingatlah bahwa Eb/No = (S/N).(BT/R)
• BER dapat dikurangi dengan menaikkan Eb/No
Legenda:
• R=bitrate,
• r=faktor roll-off (0<r<1),
• ΔF=frekuensi offset=f2-fc=fc-f1,
• b=jumlah bit per elemen sinyal,
• D=laju modulasi
R.Efisiensi Bandwidth
Rasio datarate terhadap bandwidth transmisi untuk berbagai skema
pengkodean digital-to-analog ditunjukkan pada tabel.
Contoh: berapa efisiensi bandwidth FSK, ASK, PSK, dan QPSK untuk BER 10-7 pada kanal yang memiliki SNR 12 dB?.
S.Data Analog, Sinyal Digital
A.Setelah konversi data analog ke data digital, proses selanjutnya adalah salah
satu dari 3 cara berikut:
• Data digital langsung ditransmisikan dalam bentuk NRZ-L
• Data digital dikodekan sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode selain NRZ-L
• Data digital dikonversi menjadi sinyal analog, dengan menggunakan teknik Modulasi.
B.Teknik dasar yang digunakan dalam codec:
• Pulse code modulation → SNR=6,02n+1,76 dB
• Delta modulation → implementasi lebih sederhana, karakteristik SNR lebih buruk.
T.Teorema Pencuplikan
Jika x(t) adalah sinyal bandlimited, dengan bandwidth fh,
Dan p(t) adalah sinyal pencuplik yang terdiri dari pulsa-pulsa pada interval Ts=1/fs;
Maka xs(t) = x(t)p(t) adalah sinyal tercuplik.
U.Pulse Code Modulation
1.Jika data suara dibatasi pada frekuensi di bawah 4000 Hz, maka frekuensi 8000 cuplikan per detik dianggap cukup untuk mewakili sinyal suara.
2.Pada gambar di samping, tiap cuplikan dikuantisasi menjadi 16 level
3.Kemudian hasil kuantisasi direpresentasikan oleh 4 bit
4.Berapa laju bit yang dihasilkan?
5.Contoh lain: jumlah level kuantisasi 256, frekuensi pencuplikan 8000 Hz, berapa laju
V.Contoh PCM
1.Perbandingan sinyal terhadap noise untuk derau kuantisasi dapat dinyatakan sebagai
2.SNRdB = 20log2n+1,76 dB
3.Alasan utama penggunaan
teknik digital
• Tidak ada additive
noise
• Tida ada
intermodulation noise
W.Data Analog, Sinyal Analog
1.Alasan utama diperlukannya
modulasi analog:
• Transmisi efektif terjadi
pada frekuensi tinggi
• Memungkinkan frequencydivision
multiplexing
2.Modulasi amplitudo
s(t) = [1+nax(t)]cos(2πfct)
• cos(2πfct) adalah pembawa
• x(t) adalah sinyal masukan (membawa data)
X.Data Analog, Sinyal Analog
1.Modulasi sudut s(t) = Accos[2πtfc+φ(t)]
• Modulasi fasa: φ(t) = npm(t)
• Modulasi frekuensi: φ’(t) = nfm(t)
2.Contoh turunan AM: Quadrature Amplitude Modulation
3.QAM merupakan teknik pensinyalan analog yang digunakan pada jaringan
4.asymmetric digital subscriber line (ADSL)
5.Sinyal QAM:
s(t) =d1(t)cos(2πfct)+d2(t)sin(2πfct)
Y.Spread Spectrum
1.Teknik ini digunakan untuk mengirimkan data analog atau digital, dengan sinyal analog.
2.Ide dasarnya adalah penyebaran sinyal informasi dalam bandwidth yang lebih lebar sehingga menyulitkan jamming
3.Skema dalam penerapan spektral tersebar:
• Frequency hopping →sinyal di-broadcast dengan deretan frekuensi radio
yang acak, berpindah dari 1 frekuensi ke frekuensi lain pada selang waktu
yang sempit
• Direct sequence →tiap bit dalam sinyal asli diwakili oleh banyak bit dalam
sinyal yang ditransmisikan, disebut sebagai chipping code; contoh: chipping
code 10-bit menyebarkan sinyal pada pita frekuensi yang besarnya 10 kali.
Z.Contoh Direct Sequence
PERTEMUAN KELIMA KOMDAT (06 APRIL 2013)
TRANSMISI DATA
Terminology (1)
• Pemancar
• Penerima
• Media
— Guided medium
• e.g. twisted pair, optical fiber
— Unguided medium
• e.g. air, water, vacuum
Terminology (2)
• Direct link
— Tidak ada alat perantara
• Point-to-point
— Direct link
— Hanya 2 peralatan yang menghubungkan
• Multi-point
— Lebih dari 2 alat yang menghubungkan
Terminology (3)
• Simplex
— Satu arah
• e.g. Television
• Half duplex
— Dua arah, tetapi hanya satu arah secara serentak
• e.g. police radio
• Full duplex
— Dua arah pada waktu yang sama
• e.g. telephone
Frequency, Spectrum and Bandwidth
• Time domain concepts
— Analog signal
• Various in a smooth way over time
— Digital signal
• Memelihara suatu level konstan kemudian mengubah ke level konstan yang lain
— Periodic signal
• Pola mengulangi dari waktu ke waktu
— Aperiodic signal
• Pola tidak mengulang dari waktu ke waktu
Gelombang sinus
• Amplitudo puncak (A)
— Kekuatan maksimum dari sinyal
— volts
• Frequency (f)
— Perubahan rata – rata dari sinyal
— Hertz (Hz) or cycles per second
— Period = time for one repetition (T)
— T = 1/f
• Phase ()
— Posisi relatif pada waktunya
Frequency Domain Concepts
• Sinyal biasanya terdiri dari banyak frekuensi
• Komponennya adalah gelombang sinus
• Dapat ditunjukkan (analisia fourier) bahwa semua sinyal terdiri dari komponen gelombang sinus
• Dapat merencanakan fungsi dari frequency domain
Data Rate and Bandwidth
• Sistem transmisi manapun mempunyai band frekuensi yang terbatas
• Batas ini adalah bahwa data rate dapat dibawa (carrier)
Analog and Digital Data Transmission
• Data
— Kesatuan yang menyampaikan arti/maksud
• Signals
— Penyajiian data yang elektrik atau elektromagnetik
• Transmission
— Komunikasi data dengan propagasi dan pengolahan sinyal
Analog and Digital Data
• Analog
— Nilai – nilai berlanjut dalam beberapa interval
— e.g. sound, video
• Digital
— Nilai terpisah
— e.g. text, integers
PERTEMUAN KEEMPAT KOMDAT (TANGGAL 29 APRIL 2013)
MODEL ARSITEKTUR PROTOCOL TCP/IP
Internet protocol suite atau TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
KARAKTERISTIK PROTOKOL
Langsung/tidak langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem dapat dikatakan berkomunikasi secara langsung; yakni kontrol informasi dan data melintas langsung diantara kedua entiti tanpa adanya pengatur lain. Apabila sistem dihubungkan dengan switch jaringan komunikasi, atau mempunyai konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol secara langsung. Kedua entiti yang berkomunikasi harus bergantung pada fungsi entiti-entiti lain untuk dapat saling menukar data. Pada rangkaian jaringan yang lebih luas, dimana dua entiti tidak hanya terhubung jaringan switch akan tetapi terhubung juga secara tidak langsung dengan dua jaringan atau lebih diistilahkan Internet.
Monolitis/terstruktur
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada sebuah entiti diperlakukan sebagai sebuah unit. Sehingga semua tugas dilakukan secara mandiri oleh unit tersebut. Misalnya, pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic yang berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit. Mulai dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan terjadi jika entiti yang lain siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim data juga siap mengirimkan data. Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-lapisan atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan oleh entiti yang lebih rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi tingkatannya hanya menerima
service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada tingkat yang lebih tinggi tergantung pada entiti yang lebih rendah untuk menukar data.
Simetris/tidak simetris.
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat melakukan komunikasi antara entiti sejenis. Sedangkan asimetri diterapkan pada protokol yang mempunyai tingkatan lebih tinggi/lebih rendah, misalnya hubungan “client” dan “server”.
Standar/non standar
Sebuah protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk suatu situasi komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer khusus.
Model OSI terdiri dari tujuh lapisan, yaitu ;
Application
Layer ini menyediakan cara bagi program-program aplikasi untuk
mengakses lingkungan OSI. Berisi fungsi-fungsi manajemen dan
mekanisme-mekanisme yang umumnya berguna untuk mendukung
aplikasi-aplikasi yang didistribusikan.
Presentation
Layer ini menentukan format data yang dipindahkan diantara
aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi
serangkaian layanan transformasi data. Layer ini juga menentukan
syntax yang dipergunakan diantara entiti aplikasi.
Session
Session layer menyediakan mekanisme untuk mengontrol dialog
diantara aplikasi pada ujung sistem. Service yang disediakan oleh
layer ini, antara lain:
• Dialogue dicipline, bisa berupa saluran half-duplex atau fullduplex.
• Grouping, aliran data bisa ditandai dengan cara
menentukan kelompok data.
• Recovery, layer ini dapat menyediakan suatu mekanisme
pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara
checkpoint, dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai dari checkpoint terakhir.
Transport
Transport layer menyediakan suatu mekanisme perubahan data
diantara ujung sistem. Transport berorientasi koneksi menjamin
bahwa data yang dikirim bebas dari kesalahan, secara bertahap,
dengan tidak mengalami duplikasi atau hilang. Lapisan ini juga
berkaitan dengan optimalisasi penggunaan layanan jaringan dan
menyediakan mutu layanan yang bisa diminta untuk entiti session,
seperti menentukan laju error yang boleh diterima, maksimum
penundaan, prioritas, dan security.
Network
Network layer menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem
melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Pada layer ini,
sistem komputer berdialog dengan jaringan untuk menentukan
alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu, misalnya
prioritas.
Data Link
Layer data link mengupayakan agar link fisik cukup baik dan
menyediakan layanan untuk mengaktifkan, mempertahankan dan
menonaktifkan link. Service yang disediakan untuk layer yang lebih
tinggi meliputi error detection dan control. Sehingga dengan suatu
data link layer yang berfungsi sepenuhnya layer yang lebih tinggi
berikutnya bisa menerima transmisi bebas kesalahan.
Physical
Physical layer mencakup interface fisik antara devices dan aturan
bit-bit yang dilewatkan antara satu dengan yang lain. Lapisan ini
hanya menyediakan layanan arus bit mentah (tidak diproses).
Physical layer memiliki empat karakteristik penting, antara lain :
o Mekanis. Berkaitan dengan properti fisik dari interface ke
media transmisi.
o Elektris. Berkaitan dengan tampilan bit-bit, misalnya dalam hal
besar voltase dan laju transmisi bit.
o Fungsional. Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh
sirkuit tunggal dari interface fisik antara sebuah sistem dengan
media transmisi.
o Prosedural. Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit
berpindah melalui medium fisik.
Lapisan-lapisan pada OSI
Perbedaan Antara Model Referensi OSI dan TCP/IP
Persamaan dari kedua model, OSI dan TCP/IP, adalah bahwa keduanya
didasarkan pada konsep tumpukan (stack) protokol yang tidak saling
tergantung. Demikian juga, fungsi dari masing-masing layer yang dimiliki
kedua model kurang lebih sama. Pada kedua model, layer yang berada di
atas transport layer adalah pengguna-pengguna layanan transport yang
berorientasi aplikasi.
Perbandingan Layer pada OSI dan TCP/IP
Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP menjadi jelas pada tiga konsep
sentral yang ada pada model OSI, yaitu :
• Layanan (services), setiap layer membentuk sejumlah service bagi
layer-layer di atasnya. Definisi service menyatakan tentang apa
yang dikerjakan layer, bukan tentang entity atau tentang
bagaimana layer bekerja.
• Antarmuka (interface), menjelaskan proses-proses di atasnya atau
cara mengaksesnya. Interface layer menetapkan parameterparameter
dan hasil yang diharapkan. Interface layer tidak
menyatakan tentang cara layer bekerja.
• Protokol, peer-protokol yang digunakan oleh sebuah layer
merupakan urusan layer itu sendiri. Layer dapat menggunakan
sembarang protokol sesuai dengan yang diinginkannya.
Pada model OSI, ketiga konsep tersebut dibedakan dengan jelas.
Sedangkan, pada model TCP/IP tidak membedakan dengan jelas layanan,
interface dan protokol. Akibatnya, protokol model OSI lebih tersembunyi
dengan baik daripada model TCP/IP dan dapat diganti dengan mudah.
Kemudahan tersebut merupakan salah satu tujuan memiliki protokol berlayer.
Model referensi OSI telah dibuat sebelum protokol ditemukan. Akibatnya,
model ini tidak dibiasakan ke serangkaian protokol tertentu dan menjadi
sangat umum. Pada saat orang mulai membangun jaringan yang
sebenarnya dengan menggunakan model OSI dan protokol-protokol yang
sudah ada, didapati bahwa mereka tidak memenuhi spesifikasi layanan
yang diperlukan. Karena itu, kemudian dicangkokkan sublayer konvergensi
ke model sehingga layanan bisa diperoleh. Dengan semakin
berkembangnya jaringan, maka model OSI malah mengalami kesulitan untuk
berkembang.
Dengan TCP/IP; protokol telah ada terlebih dahulu dan model benarbenar
hanya merupakan layanan diskripsi dari protokol yang sudah ada.
Sehingga tidak ada penyesuaian antara model dengan protokol.
Masalahnya adalah bahwa model tidak dapat dipasangkan dengan stackstack
protokol lainnya. Akibatnya, tidak begitu bermanfaat untuk jaringan
selain TCP/IP.
Perbedaan yang paling tampak antara kedua model adalah pada
jumlah layer. OSI memiliki tujuh layer, sedangkan TCP/IP memiliki empat layer.
Keduanya memiliki network layer, transport layer dan application layer ,
sedangkan layer-layer lainnya berbeda.
Model OSI mendukung kedua komunikasi, komunikasi conectionless dan
komunikasi connection-oriented, pada network layer, tetapi hanya
komunikasi connection oriented saja yang berada pada transport layer.
Model TCP/IP hanya memiliki satu mode saja dalam network layer
(connectionless) tetapi mendukung keduanya pada transport layer,
sehingga memberikan pilihan kepada pengguna.
13/13
Kritik Bagi Model OSI
Alasan OSI menjadi tidak populer adalah karena baik model maupun
protokolnya dianggap cacat. Pada model OSI, session layer mempunyai
sedikit manfaat bagi aplikasi, dan presentation layer hampir kosong.
Sedangkan, data link layer dan network layer begitu penuh sehingga
tugasnya harus dibagi-bagi menjadi sublayer-sublayer yang masing-masing
mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model OSI bersama-sama dengan definisi
layanan dan protokol-protocok yang terkait sangatlah rumit. Layanan dan
protokolnya sulit untuk diterapkan dan tidak efisien dalam operasi. Beberapa
fungsi seperti pengalamatan, pengendalian aliran, pengendalian error
berulang-uleng muncul dalam layer-layernya, sehingga tidak efektif. Karena
model dan protokolnya sangat rumit, maka implementasinya akan sulit
diterapkan dan lambat.
Kritik Bagi Model TCP/IP
Masalah pada model TCP/IP adalah tidak dengan jelas membedakan
konsep layanan, interface dan protokol. Akibatnya, model TCP/IP tidak
dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan jaringan baru karena
spesifikasinya dan implementasinya selalu berubah-ubah. Model TCP/IP tidak
dapat berlaku secara umum dan sulit digunakan untuk menjelaskan stack
protokol selain protokol TCP/IP itu sendiri.
Host-to-layer pada model ini sebenarnya sama sekali bukan layer bila
didasarkan pada pandangan yang menyatakan bahwa istilah tersebut
digunakan dalam konteks protokol berlayer. Host-to-network sebenarnya
merupakan interface yang terletak antara network layer dan data link layer.
Sehingga dalam hal ini terjadi campur aduk antara interface dengan layer.
Model TCP/IP tidak membedakan antara data link layer dengan physical
layer. Physical layer berhubungan dengan karakteristik transmisi, sedangkan
data link layer bertugas membatasi frame awal dan frame akhir dan
membawanya dari suatu tempat ke tempat lain.
KOMDAT 22 APRIL 2013
ARSITEKTUR PROTOCOL TCP/IP
- Dikembangkan oleh US. Defensi advanced packet.Switched-nya (ARPANET)
- Digunakan secara global oleh internet
- Tidak ada model official tetapi sebuah pekerjaan.
- Host ke Host atau lapisan transport.
-Lapisan internet.
- Lapisan Network access.
- Lapisan Physical.
LAPISAN APPLICATION
- Mendukung aplikasi pemakai.
LAPISAN TRANSPORT (TCP)
- Pengiriman data handal
- Pengurutan kiriman
LAPISAN INTERNET (IP)
- Sistem bisa dihubungkan kejaringan lain.
- Fungsi routing bisa melalui banyak jaringan.
- Diimplementasikan didalam End system dan router.
- Pertukaran data antara End system dan jaringan.
- Destination address provision .
- Invoking services like priority.
- Antarmuka physical antara pelaratan transmisi data . Contoh : komputer dan media transmisi atau jaringan.
- Karekteristik dari media transmisi.
- Kuat sinyal
- Kecepatan transferdata
- Dll.
KOMDAT 15 APRIL 2013
ARSITEKTUR DAN PROTOCOL*TPC/IP (Tranmission Control Protocol) adalah standar komdat yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar menukardata dari satu komputer kekomputer lain didalan jaringan internet.
*Alamat IP ( Internet Protocol Address / sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk host dalam jaringan internet . Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPV4 / IP VERSI 4),dan 128-bit ( untuk IPV6) yang menunjukan alamat dari komputer tersebut pada jaringan internet berbasis TCP/IP.
*Rangkaian aturan yang membawahi proses pertukaran data dari dua entity / merupakan pesetujuan sepakat pihak yang berkomunikasi tentang bagaimana komunikasi tersebut harus dilakukan.
*Entity merupakan istilah yang merujuk pada sebuah layer , yang dapat meliputi program-program aplikasi user,program transfer file ,sistem managemen data terminal dan lain-lain. entity yang berisi layer yang bersesuaian pada mesin yang berlainan disebut PEER.
ELEMEN KUNCI SUATU PROTOCOL
Syntak
-data format
-level sinyal
Semantics
-control information
-error handing
Timming
-speed matching
-sequencing
ARSITEKTUR PROTOCOL
- Struktur urutan dari hardware dan sofware yang mendukung pertukaran data diantara sistem dan mendukung aplikasi terdistribusi.
- Tugas dari komunikasi hingga kedalam modul.
- Sebagai contoh file transfer dapat menggunakan 3 modul :
2. modul communication servis.
3. modul akses jaringan.
Pertemuan Pertama Komdat Tanggal 08 April 2013